Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan seperti cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja dalam hubungannya dengan perlindungan tenaga kerja adalah salah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja (Suma’mur, 1992).
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja di Indonesia tahun 2011-2014 yang paling tinggi pada 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 = 9.891; Tahun 2012 = 21.735; Tahun 2014 = 24.910). Provinsi dengan jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tertinggi pada tahun 2011 adalah Provinsi Banten, Kalimantan Tengah dan Jawa Timur; tahun 2012 adalah Provinsi Jambi, Maluku dan Sulawesi Tengah; tahun 2013 adalah Provinsi Aceh, Sulawesi Utara dan Jambi, tahun 2014 adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Riau dan Bali ( BPS, 2015 ).
Gambar 1. Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011 hingga 2014 (BPS, 2015)
Melihat beberapa kasus kecelakaan akibat kerja yang tidak sedikit jumlahnya, diperlukan upaya penerapan K3 yang baik di lingkungan kerja. Sebagai tambahan, menurut Suma’mur (1992) keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya akan membawa iklim yang aman dan tenang dalam bekerja sehingga sangat membantu hubungan kerja dan manajemen. Bidang K3 pun sangat beragam. Mulai dari K3 kebakaran, K3 listrik, K3 konstruksi dan bangunan, dll. Masing-masing bidang harus dapat diterapkan dengan baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja.
Observasi di Laboratorium Proses Manufaktur (Prosman)
Laboratorium Proses Manufaktur (Prosman) merupakan salah satu laboratorium dibawah naungaan prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom. Laboratorium ini mempelajari mengenai penggunaan mesin CNC dan semua rincian yang berkaitan dengan proses manufaktur yang ada di Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom. Laboratorium prosman digunakan untuk pelayanan akademis terutama pelayanan praktikum, penelitian tugas akhir mahasiswa, dan penelitian dosen serta kegiatan lain yang berhubungan dengan peningkatan dan pengembangan Tridarma Perguruan Tinggi.
Laboratorium prosman berada di dalam sebuah gedung yang bernama gedung manufaktur. Gedung manufaktur terdiri dari 2 lantai di mana setiap lantainya memiliki panel listrik masing-masing. Laboratorium prosman sendiri terdapat di lantai satu gedung manufaktur, dan pada laboratorium prosman juga sudah mengidentifikasikan pewarnaan pada lantainya seperti pada pabrik pada umumnya di mana lantai berwarna merah merupakan area produksi, lantai hijau diidentifikasikan sebagai area aman, dan lantai kuning sebagai pembatas antara area merah dengan area hijau. Di dalam laboratorium terdapat beberapa fasilitas berupa ruang kantor, ruang praktikum, dan mesin-mesin, serta perangkat penunjang kegiatan laboratorium maka diperlukan daya listrik yang besar untuk menunjang fasilitas-fasilitas tersebut, sehingga aspek kelistrikan sangat diperhatikan. Tidak hanya kelistrikan, namun aspek penanggulangan kebakaran, dan aspek bangunan (konstruksi) juga harus diperhatikan agar tidak menjadi bencana K3.
Berdasarkan hasil observasi mengenai penerapan K3 Listrik, K3 Kebakaran dan K3 Konstruksi bangunan di Laboratorium Prosman, ditemukan beberapa temuan positif dan negatif mengenai bidang tersebut. Beberapa temuan positif dan negatif tersebut dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1. Hasil Temuan Positif dan Negatif dari Observasi
Temuan Positif |
Temuan Negatif |
a. Perlengkapan APD
b. Petunjuk penggunaan c. Penunjuk arah tanda d. Petunjuk tanda berbahaya e. Penanda daerah f. Kotak P3K g. APAR h. Jalur evakuasi
|
a. Tiang besi terlihat berkarat dan kotor
b. Jalur vakuasi terhalang mobil c. Kabel yang tidak teratur d. Penempatan APAR belum tepat e. Compressor tidak ditempatkan di ruang terpisah f. Arah buka pintu kedalam ruangan g. Tidak ada alat sensor kebakaran (Sprinkler)
|
Mengingat masih adanya beberapa temuan negatif pada lingkup K3 listrik, K3 kebakaran, K3 konstruksi dan Bangunan perlu adanya peningkatan dalam mengelola Laboratorium yang menerapkan K3 listrik, K3 kebakaran, K3 konstruksi dan Bangunan. Hal ini menjadi penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang timbul akibat aktivitas di laboratorium. Dengan demikian penerapan Kaizen tercapai.
Dokumentasi
Gambar 2. Laboratorium Prosman (Tampak Luar)
Gambar 3. Laboratorium Prosman (Tampak Dalam)
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3/TI-39-08
- Anjani Maulaya 1201154464
- Shafira Nurlita 1201150303
- Rizki Suryo 1201154135
- Aditya Dhimas 1201154100
- Indah Ayu 1201154380
- Sarah Wahyuni 1201154440
- Gede Perbawa 1201150008
Leave a Reply